Rabu, 28 Maret 2012

Traffic Jam in Jakarta


Nowadays, Jakarta’s traffic has always been a big problem for the Government and people. If you mention about the traffic in Jakarta then the image is a big and complex traffic jam all around the street, especially during the rush hours ( 06.00 am to 09.00 am and 17.00 pm to 20.00 pm ). The Departement of Transportation in Jakarta shows that there is an increase on the amount of vehicles in Jakarta - about 11 percent per year. The amount of total vehicles in Jakarta now is about 4.9 million, two-wheel vehicles are about 2.8 million and the rest , for about 2.2 million are four-wheel vehicles. The street in Jakarta also makes  traffic jam in rush hours because  the street condition is bad. Sometimes people in Jakarta are selfish because they want to come to office or school earlier than others, so they do not care each others and they  only think about themselves. I personally believe that traffic jam in Jakarta is caused by three factors ; street, vehicles, and human factors.
First, traffic jam in Jakarta is caused by its street condition. There are so many damaged streets in Jakarta. Even though Jakarta is the capital city of Indonesia, it is not a guarantee that the streets in Jakarta are good enough. We can see the fact, that there are so many damaged ways. There are 200 segments and with the total  397 million m2, damaged streets happen in five areas ; North Jakarta, Central Jakarta, West Jakarta, South Jakarta, and East Jakarta. Next, narrow streets in Jakarta also cause  traffic jam. To expand the capacity of street in Jakarta is very difficult because the areas are limited. In East Jakarta, some segments are used for busway rail, it doesn’t decrease traffic jam but it makes worse because the streets are narrow. Next, some repaired street also cause traffic jam. Since December 2011 until January 2012, Dinas Pekerjaan Umum ( DPU ) in Jakarta could only repair 15.880 m2 ( 4 % ) damaged streets, from 397 million m2 which is the total of damaged street.
            Second, vehicles also cause traffic jam in Jakarta. It happens because many people use private vehicles. Nowadays, cars and motorcycles can be bought easily by credit. For example, by paying the down payment from Rp 2.000.000,00, people can bring a motorcycle to their home. They also can buy a car easily by paying the down payment  from Rp 5.000.000,00 then they can bring their car to their home. Besides, the vehicles producers compete to produce vehicles. The most important thing is that they must produce vehicles as many as possible and sell them out. Then, trucks are also the cause of  traffic jam. We can see the fact that 70 % traffic jam in tol road is caused by trucks, it happens because the street is not available. Based on the research 1.404 trucks across the street every hour. Then, busway also contributes the increase of traffic jam in Jakarta. Busway makes a traffic jam because the lane is only for busway not for other vehicles. Many people in Jakarta complain that busway only makes traffic jam worse because the segments are used for busway. For example,  in East Jakarta traffic jam in this area increased because the part of street are used for busway whereas the street only has two segments but government agrees to build busway lane in this area, so busway only increases traffic jam in this area.
            Third, Reckless drivers play a big role in this horrible situation. bad habit of street users also gives impact to traffic jam in Jakarta. Many drivers don’t obey the traffic rules. They like to drive in the wrong way, ignore traffic light, or drive in a drunk or sleepy condition. Then, besides reckless drivers, indisciplined hawkers can cause traffic jam. Hawkers usually are on the crossroad or T-junction of traffic light. They are there to offer their services or goods. Consequently, many vehicles are stuck because of them. When the light is red, they struggle to offer their services or goods to drivers or passangers who get stuck. If the light is green, sometimes they are still on the street. So, vehicle can’t move  quickly and finally traffic jam happens. Then, brawl also causes traffic jam. In Jakarta, brawl often happens and makes people worried about that. This incident is mostly done by students, they sometimes fight because of simple problem, for example ; they fight because of woman, reputation, and revenge. Road users always get disadvantages from this incident because they can’t use the road as well as they want, so they choose to use another street.
            In conclusion, traffic jam in Jakarta is caused by street, vehicles, and human. People should realize that Jakarta should be free from traffic jam because it’s a capital city. Government must be serious to cope with this problem. The simple solution to make Jakarta free from the traffic jam are the government should handdle the users of private vehicles, increase the amount or the tax of vehicles, increase the number of busway and etc. Then, people must reduce using vehicles. If people don’t really need vehicles, don’t go to the street unless they want to get stuck due to the traffic jam. So, I recommend that the goverment and people must be serious to solve the traffic jam so that Jakarta can be free from it.





Reference :

Senin, 19 Maret 2012

Analisis Jenis Usaha


Nama usaha :  CV. Dwi Shinta (steam mobil )
Usaha ini didirikan pada tahun 2005 oleh seorang pensiunan karyawan swasta di salah satu perusahaan ternama di Jakarta. Membuka unit usaha pencucian kendaraan mungkin sudah lama menjadi keinginan serta cita-cita beliau. Di kesempatan kali ini beliau berpikir untuk menggunakan waktu luangnya untuk menjadi seorang wirausahawan bukan hanya selalu menjadi pegawai atau pun karyawan, karena menurut beliau menjadi seorang wirausahawan adalah selain untuk bekerja beliau juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi pencari pekerjaan yang membutuhkan.
Tepatnya pada tanggal 22 Juli 2005 beliau meresmikan usahanya yaitu cucian steam mobil, kebetulan di daerah tersebut hanya terdapat satu usaha cucian steam yaitu milik beliau, sehingga membuat usaha cucian steam beliau ramai di kunjungi pelanggan. selain itu, letak atau lokasi cucian mobil tersebut sangat lah strategis sehingga dapat dengan mudah ditemukan oleh para pelanggan yang membutuhkan jasa cucian mobil tersebut. Hari demi hari usaha tersebut semakin meningkat pendapatan perharinya, namun selain itu terdapat pula kendala- kendala serta kekurangan maupun kelamahan dari luar maupun dalam perusahaan. Sebagai contoh kelemahan dari luar maupun dalam perusahaan adalah :
1. Kalau musim kemarau, jarang ada yang nyuci mobil.
2. Kurangnya pasokan air pada musim kemarau.
3. Munculnya pesaing-pesaing baru akibat dari satu-satunya usaha tersebut di daerah itu.
Walaupun begitu usaha tersebut memiliki kekuatan serta keunggulan yang belum tentu perusahaan lain miliki khususnya di jenis usaha cucian mobil, antara lain :
1. Memiliki karyawan yang profesional di bidangnya.
2. Memiliki ruang tunggu yang memadai.
3. Disediakannya fasilitas tambahan seperti : kantin ( warung makan atau warung kopi ).
4. Memiliki hak paten (milik sendiri).
5. Pelayanan yang memuaskan.
6. Karena lokasinya strategis membuat pelanggan nyaman.
Peluang-peluang yang kemungkinan bisa dimanfaatkakan usaha ini adalah : apabila dalam beberapa tahun kedepan tidak ada jenis usaha yang sama di daerah tersebut maka kemungkinan besar usaha tersebut semakin berkembang dan maju pesat.
Jenis usaha ini masuk kedalam jenis usaha internal environment dimana lingkungan yang ada di perusahaan bisa dikendalikan, karena bisa dikendalikan maka dapat dimanfaatkan untuk pemasaran yaitu ; memberikan harga, karyawan, menentukan jumlah produksi, menentukan jenis produksi dan menentukan lokasi.
Terima kasih kapada pihak pihak yang telah berpartipasi dalam tulisan ini, terutama pemilik usaha cucian steam CV. Dwi Shinta.
By :
-          Ali                             ( 20211592 )
-          Berkat Kristian Zega      ( 29211191 )
-          Rainaldo Sirait              ( 25211801 )

Sabtu, 10 Maret 2012

Sistem Perekonomian Pasar Liberalis dan Sistem Ekonomi Campuran


Sistem Perekonomian Pasar Liberalis dan Sistem Ekonomi Campuran
Pengertian Sistem
Menurut Zahara Idris, sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari atas komponene-komponen atau unsur – unsur sebagai sumber – sumber yang teratur tidak sekedar acak yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil.
Menurut J.C. Hinggins, sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan.
Menurut L. James Havery, sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
Secara garis besar sistem adalah kesatuan dari beberapa unsur yang memiliki tujuan yang sama,dan saling menopang antar unsur yg satu dgn yang lain agar tujuan dapat tercapai.
Pengertian Sistem Perekonomian
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.
Macam- Macam Sistem Perekonomian
1.Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi ini adalah sistem yang diterapkan oleh masyarakat zaman dahulu. Dalam sistem ini nilai- nilai yang terdapat di masyarakat sangatlah kuat pengaruhnya.namun saat ini sistem ekonomi ini tidak lagi dapat digunakan untuk menjawab persoalan perekonomian saat ini yang semakin kompleks.
Ciri – ciri
a) aturan yang dipakai adalah aturan tradisi, adat istiadat, dan kebiasaan;
b) kehidupan masyarakatnya sangat sederhana;
c) kehidupan gotong-royong dan kekeluargaan sangat dominan;
d) teknologi produksi yang digunakan masih sangat sederhana.
2.Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi ini adalah sitem ekonomi yang semua kegiatan ekonomi didominasi oleh pemerintah. Tokoh yang mempopulerkan sistem ekonomi ini adalah Karl Marx. Dalam sistem ekonomi komando, semua kegiatan ekonomi diatur dan direncanakan oleh pemerintah. Pihak swasta tidak memiliki kewenangan dalam kegiatan perekonomian. Semua permasalahan perekonomian yang meliputi what, how, dan for whom semuanya dipecahkan melalui perencanaan pemerintah pusat sehingga semua alat produksi dikuasai oleh pemerintah. Sistem ekonomi komando banyak dianut oleh negara-negara di Eropa Timur dan Cina.
Ciri – ciri :
a) semua permasalahan ekonomi dipecahkan oleh pemerintah pusat;
b) kegiatan ekonomi yang meliputi produksi, distribusi, dan konsumsi diatur oleh negara;
c) semua alat produksi dikuasai oleh negara sehingga kepemilikan oleh individu atau pihak swasta tidak diakui.
3.Sistem Perekonomian Liberalis
Sistem perekonomian ini adalah sistem yang memberikan kebebasan atas pengolahan dan pemanfaatan sumber daya dapat dilakukan secara individu tanpa campur tangan pemerintah. Tokoh yang memperkenalkan sistem ini adalah Adam Smith. Sistem ekonomi pasar banyak dianut oleh negara Eropa Barat dan Amerika Serikat.
Ciri –ciri :
a) setiap individu memiliki kebebasan untuk memiliki faktor-faktor produksi;
b) perekonomian diatur oleh mekanisme pasar;
c) peranan modal dalam perekonomian sangat menentukan bagi setiap individu untuk menguasai sumber-sumber ekonomi sehingga dapat menciptakan efisiensi;
d) peranan pemerintah dalam perekonomian sangat kecil;
e) hak milik atas alat-alat produksi dan distribusi merupakan hak milik perseorangan yang dilindungi sepenuhnya oleh negara.
4.Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ini adalah sistem alternarif dari sistem liberalis dan sosialis.sistem ini mengambil kelebihan dari kedua sistem ekonomi tersebut.
Ciri – ciri :
a) hak milik individu atas faktor-faktor produksi diakui, tetapi ada pembetasan dari pemerintah;
b) kebebasan bagi individu untuk berusaha tetap ada sehingga setiap individu memiliki hak untuk mengembangkan kreativitasnya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya;
c) kepentingan umum lebih diutamakan;
d) campur tangan pemerintah dalam perekonomian hanya menyangkut faktor-faktor yang menguasai hajat hidup orang banyak.
Dalam era globalisasi ini sistem ekonomi yang paling banyak dipakai adalah sistem ekonomi liberalis dan kapitali. Walaupun ada yang menggunakan sistem campuran tetapi lebih condong kepada salah satu sistem.

Sumber :
1.http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab1-sistem_perekonomian_indonesia.pdf
2.http://gatrickflash.wordpress.com/2012/03/23/perbedaan-sistem-perekonomian-liberal-campuran/
3.http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_perekonomian


Perkembangan Sistem Ekonomi Sebelum Orde Baru


Perkembangan Sistem Ekonomi Sebelum Orde Baru
Pengertian Sistem
Menurut Zahara Idris, sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari atas komponene-komponen atau unsur – unsur sebagai sumber – sumber yang teratur tidak sekedar acak yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil.
Menurut J.C. Hinggins, sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan.
Menurut L. James Havery, sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
Secara garis besar sistem adalah kesatuan dari beberapa unsur yang memiliki tujuan yang sama,dan saling menopang antar unsur yg satu dgn yang lain agar tujuan dapat tercapai.
Pengertian Sistem Perekonomian
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.
Sejarah Perkembangan Sistem Perkonomian Indonesia
Perekonomian Indonesia Pada Masa Penjajahan
Masa Pendudukan Belanda
Pada masa penjajahan indonesia menerapkan sistem perekonomian monopolis.dimana setiap kegiatan perekonomian dijalankan desuai penguasa perdaganngan Indonesia saat itu. VOC adalah lembaga yang menguasai perdagangan Indonesia saat itu. Pada masa VOC berkuasa mereka nerap kan peraturan dan strategi agar mereka tetep menguasai perekonomian Indonesia. Peraturan-peraturan yang ditetapkan VOC seperti verplichte leverentie (kewajiban meyerahkan hasil bumi pada VOC ) dan contingenten (pajak hasil bumi) dirancang untuk mendukung monopoli itu. Disamping itu, VOC juga menjaga agar harga rempah-rempah tetap tinggi, antara lain dengan diadakannya pembatasan jumlah tanaman rempah-rempah yang boleh ditanam penduduk, pelayaran Hongi dan hak extirpatie (pemusnahan tanaman yang jumlahnya melebihi peraturan). Semua aturan itu pada umumnya hanya diterapkan di Maluku yang memang sudah diisolasi oleh VOC dari pola pelayaran niaga samudera Hindia.
Dengan memonopoli rempah-rempah, diharapkan VOC akan menambah isi kas negri Belanda, dan dengan begitu akan meningkatkan pamor dan kekayaan Belanda. Disamping itu juga diterapkan Preangerstelstel, yaitu kewajiban menanam tanaman kopi bagi penduduk Priangan. Bahkan ekspor kopi di masa itu mencapai 85.300 metrik ton, melebihi ekspor cengkeh yang Cuma 1.050 metrik ton.
Pada tahun 1795, VOC bubar karena dianggap gagal dalam mengeksplorasi kekayaan Hindia Belanda. Kegagalan itu nampak pada defisitnya kas VOC, yang antara lain disebabkan oleh :
a.Peperangan yang terus-menerus dilakukan oleh VOC dan memakan biaya besar, terutama perang Diponegoro.
b.Penggunaan tentara sewaan membutuhkan biaya besar.
c.Korupsi yang dilakukan pegawai VOC sendiri.
d.Pembagian dividen kepada para pemegang saham, walaupun kas defisit.
Masa Pendudukan Inggris
Inggris berusaha merubah pola pajak hasil bumi yang telah hampir dua abad diterapkan oleh Belanda, dengan menerapkan Landrent (pajak tanah). Sistem ini sudah berhasil di India, dan Thomas Stamford Raffles mengira sistem ini akan berhasil juga di Hindia Belanda. Selain itu, dengan landrent, maka penduduk pribumi akan memiliki uang untuk membeli barang produk Inggris atau yang diimpor dari India. Inilah imperialisme modern yang menjadikan tanah jajahan tidak sekedar untuk dieksplorasi kekayaan alamnya, tapi juga menjadi daerah pemasaran produk dari negara penjajah.
Akan tetapi, perubahan yang cukup mendasar dalam perekonomian ini sulit dilakukan, dan bahkan mengalami kegagalan di akhir kekuasaan Inggris yang Cuma seumur jagung di Hindia Belanda. Sebab-sebabnya antara lain :
a.Masyarakat Hindia Belanda pada umumnya buta huruf dan kurang mengenal uang, apalagi untuk menghitung luas tanah yang kena pajak.
b.Pegawai pengukur tanah dari Inggris sendiri jumlahnya terlalu sedikit.
c.Kebijakan ini kurang didukung raja-raja dan para bangsawan, karena Inggris tak mau mengakui suksesi jabatan secara turun-temurun.
Masa Cultuurstelsel
Cultuurstelstel (sistem tanam paksa) mulai diberlakukan pada tahun 1836 atas inisiatif Van Den Bosch. Tujuannya adalah untuk memproduksi berbagai komoditi yang ada permintaannya di pasaran dunia. Sejak saat itu, diperintahkan pembudidayaan produk-produk selain kopi dan rempah-rempah, yaitu gula, nila, tembakau, teh, kina, karet, kelapa sawit, dll. Sistem ini jelas menekan penduduk pribumi, tapi amat menguntungkan bagi Belanda, apalagi dipadukan dengan sistem konsinyasi (monopoli ekspor). Setelah penerapan kedua sistem ini, seluruh kerugian akibat perang dengan Napoleon di Belanda langsung tergantikan berkali lipat.
Sistem ini merupakan pengganti sistem landrent dalam rangka memperkenalkan penggunaan uang pada masyarakat pribumi. Masyarakat diwajibkan menanam tanaman komoditas ekspor dan menjual hasilnya ke gudang-gudang pemerintah untuk kemudian dibayar dengan harga yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Cultuurstelstel melibatkan para bangsawan dalam pengumpulannya, antara lain dengan memanfaatkan tatanan politik Mataram–yaitu kewajiban rakyat untuk melakukan berbagai tugas dengan tidak mendapat imbalan–dan memotivasi para pejabat Belanda dengan cultuurprocenten (imbalan yang akan diterima sesuai dengan hasil produksi yang masuk gudang).
Bagi masyarakat pribumi, sudah tentu cultuurstelstel amat memeras keringat dan darah mereka, apalagi aturan kerja rodi juga masih diberlakukan. Namun segi positifnya adalah, mereka mulai mengenal tata cara menanam tanaman komoditas ekspor yang pada umumnya bukan tanaman asli Indonesia, dan masuknya ekonomi uang di pedesaan yang memicu meningkatnya taraf hidup mereka. Bagi pemerintah Belanda, ini berarti bahwa masyarakat sudah bisa menyerap barang-barang impor yang mereka datangkan ke Hindia Belanda. Dan ini juga merubah cara hidup masyarakat pedesaan menjadi lebih komersial, tercermin dari meningkatnya jumlah penduduk yang melakukan kegiatan ekonomi nonagraris.
Jelasnya, dengan menerapkan cultuurstelstel, pemerintah Belanda membuktikan teori sewa tanah dari mazhab klasik, yaitu bahwa sewa tanah timbul dari keterbatasan kesuburan tanah. Namun disini, pemerintah Belanda hanya menerima sewanya saja, tanpa perlu mengeluarkan biaya untuk menggarap tanah yang kian lama kian besar. Biaya yang kian besar itu meningkatkan penderitaan rakyat, sesuai teori nilai lebih (Karl Marx), bahwa nilai leih ini meningkatkan kesejahteraan Belanda sebagai kapitalis.
Sistem Ekonomi Pintu Terbuka
Adanya dorongan dari kaum humanis belanda yang menginginkan perubahan nasib warga pribumi ke arah yang lebih baik, mendorong pemerintah Hindia Belanda untuk mengubah kebijakan ekonominya. Dibuatlah peraturan-peraturan agraria yang baru, yang antara lain mengatur tentang penyewaan tanah pada pihak swasta untuk jangka 75 tahun, dan aturan tentang tanah yang boleh disewakan dan yang tidak boleh. Hal ini nampaknya juga masih tak lepas dari teori-teori mazhab klasik, antara lain terlihat pada :
a.Keberadaan pemerintah Hindia Belanda sebagai tuan tanah, pihak swasta yang mengelola perkebunan swasta sebagai golongan kapitalis, dan masyarakat pribumi sebagai buruh penggarap tanah.
b.Prinsip keuntungan absolut : Bila di suatu tempat harga barang berada diatas ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan, maka pengusaha memperoleh laba yang besar dan mendorong mengalirnya faktor produksi ke tempat tersebut.
c.Laissez faire laissez passer, perekonomian diserahkan pada pihak swasta, walau jelas, pemerintah Belanda masih memegang peran yang besar sebagai penjajah yang sesungguhnya.
Pada akhirnya, sistem ini bukannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pribumi, tapi malah menambah penderitaan, terutama bagi para kuli kontrak yang pada umumnya tidak diperlakukan layak.


Masa pendudukan Jepang
Pemerintah militer Jepang menerapkan suatu kebijakan pengerahan sumber daya ekonomi mendukung gerak maju pasukan Jepang dalam perang Pasifik. Sebagai akibatnya, terjadi perombakan besar-besaran dalam struktur ekonomi masyarakat. Kesejahteraan rakyat merosot tajam dan terjadi bencana kekurangan pangan, karena produksi bahan makanan untuk memasok pasukan militer dan produksi minyak jarak untuk pelumas pesawat tempur menempati prioritas utama. Impor dan ekspor macet, sehingga terjadi kelangkaan tekstil yang sebelumnya didapat dengan jalan impor.
Seperti ini lah sistem sosialis ala bala tentara Dai Nippon. Segala hal diatur oleh pusat guna mencapai kesejahteraan bersama yang diharapkan akan tercapai seusai memenangkan perang Pasifik.
Perekonomian Indonesia Pada Masa Orde Lama
Pada masa awal kemerdekaan perekonomian Indonesia amatlah buruk antara lain disebabkan oleh inflasi yang sangat tinggi karena pada saat itu indonesia menggunakan 4 mata uang, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for Netherlands East Indies/pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat hargapenyebab lain adalah adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negri RI,kosongnyakas negara akibat penjajahan,eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan.
Perekonomian Indonesia Pada Masa Demokrasi Liberal
Masa ini disebut masa liberal, karena dalam politik maupun sistem ekonominya menggunakan prinsip-prinsip liberal. Perekonomian diserahkan pada pasar sesuai teori-teori mazhab klasik yang menyatakan laissez faire laissez passer. Padahal pengusaha pribumi masih lemah dan belum bisa bersaing dengan pengusaha nonpribumi, terutama pengusaha Cina. Pada akhirnya sistem ini hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia yang baru merdeka.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi, antara lain :
a)Gunting Syarifuddin, yaitu pemotongan nilai uang (sanering) 20 Maret 1950, untuk mengurangi jumlah uang yang beredar agar tingkat harga turun.
b)Program Benteng (Kabinet Natsir), yaitu upaya menunbuhkan wiraswastawan pribumi dan mendorong importir nasional agar bisa bersaing dengan perusahaan impor asing dengan membatasi impor barang tertentu dan memberikan lisensi impornya hanya pada importir pribumi serta memberikan kredit pada perusahaan-perusahaan pribumi agar nantinya dapat berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi nasional. Namun usaha ini gagal, karena sifat pengusaha pribumi yang cenderung konsumtif dan tak bisa bersaing dengan pengusaha non-pribumi.
c)Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada 15 Desember 1951 lewat UU no.24 th 1951 dengan fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi.
d)Sistem ekonomi Ali-Baba (kabinet Ali Sastroamijoyo I) yang diprakarsai Mr Iskak Cokrohadisuryo, yaitu penggalangan kerjasama antara pengusaha cina dan pengusaha pribumi. Pengusaha non-pribumi diwajibkan memberikan latihan-latihan pada pengusaha pribumi, dan pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swasta nasional. Program ini tidak berjalan dengan baik, karena pengusaha pribumi kurang berpengalaman, sehingga hanya dijadikan alat untuk mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah.
e)Pembatalan sepihak atas hasil-hasil KMB, termasuk pembubaran Uni Indonesia-Belanda. Akibatnya banyak pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya sedangkan pengusaha-pengusaha pribumi belum bisa mengambil alih perusahaan-perusahaan tersebut.
Perekonomian Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin
Sebagai akibat dari dekrit presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme (segala-galanya diatur oleh pemerintah). Dengan sistem ini, diharapkan akan membawa pada kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial, politik,dan ekonomi (Mazhab Sosialisme). Akan tetapi, kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah di masa ini belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia, antara lain :
a)Devaluasi yang diumumkan pada 25 Agustus 1959 menurunkan nilai uang sebagai berikut :Uang kertas pecahan Rp 500 menjadi Rp 50, uang kertas pecahan Rp 1000 menjadi Rp 100, dan semua simpanan di bank yang melebihi 25.000 dibekukan.
b)Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin. Dalam pelaksanaannya justru mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia. Bahkan pada 1961-1962 harga barang-baranga naik 400%.
c)Devaluasi yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan uang senilai Rp 1000 menjadi Rp 1. Sehingga uang rupiah baru mestinya dihargai 1000 kali lipat uang rupiah lama, tapi di masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai 10 kali lipat lebih tinggi. Maka tindakan pemerintah untuk menekan angka inflasi ini malah meningkatkan angka inflasi.
Kegagalan-kegagalan dalam berbagai tindakan moneter itu diperparah karena pemerintah tidak menghemat pengeluaran-pengeluarannya. Pada masa ini banyak proyek-proyek mercusuar yang dilaksanakan pemerintah, dan juga sebagai akibat politik konfrontasi dengan Malaysia dan negara-negara Barat. Sekali lagi, ini juga salahsatu konsekuensi dari pilihan menggunakan sistem demokrasi terpimpin yang bisa diartikan bahwa Indonesia berkiblat ke Timur (sosialis) baik dalam politik, ekonomi, maupun bidang-bidang lain. Sehingga pada masa itu sistem yang dipergunakan masih belum cukup efektif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia,malah memunculkan beberapa masalah baru.

Sumber : http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab1-sistem_perekonomian_indonesia.pdf